Gunung kelud, sebuah gunung aktif di Provinsi Jawa Timur ini menyimpan banyak fakta yang perlu Anda ketahui.
Kelud juga tergolong sebagai gunung berapi aktif tipe A dengan letusan
eksplosif. Hanya pada 2007 saja gunung itu tercatat efusif, hanya
membentuk kubah lava saja. Sepanjang sejarahnya, Gunung Kelud sudah
beberapa kali meletus, pada 1586, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007, terakhir
2014.
Ada beberapa fakta letusan gunung kelud yang menarik dan perlu untuk
Anda ketahui, seperti dilansir Merdeka.com dan KapanLagi.com berikut
ini.
Danau Kawah
Sebelum Gunung Kelud meletus pada tahun 2007 lalu, Gunung kelud memiliki
sebuah kawah di puncaknya. Danau tersebut dapat menyimpan banyak sekali
air.
Pada zaman penjajahan Belanda muncul kekhawatiran akan timbul banyak
korban saat Gunung Kelud meletus akibat dari banyaknya air yang berada
dalam kawah. Untuk itu, pada tahun 1902 Pemerintah Belanda membangun
sistem terowongan untuk mengurangi jumlah air di kawah.
Terowongan yang telah berhasil mengurangi air dari dalam kawah itu
kemudian jebol, akhirnya pada tahun 1923 Pemerintah Belanda membuat 7
terowongan lagi untuk mengurangi jumlah air dalam kawah.
Setelah erupsi tahun 2007, kawah Gunung Kelud yang berisi air tersebut
menghilang dan digantikan oleh sebuah kubah lava. Setelah terbentuk
kubah lava, kawah gunung ini hanya menyisakan sedikit kubangan air.
Telah meletus 40 kali
Gunung Kelud yang terletak pada perbatasan 3 daerah yaitu Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang ini tercatat telah
meletus sebanyak 40 kali. Catatan ini merujuk pada penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat.
Gunung Kelud termasuk gunung yang paling aktif di Jawa Timur, 40 kali
letusannya terjadi hanya dalam kurun waktu 100 tahun. Gunung ini
memiliki frekuensi waktu meletus yang cukup dekat, yaitu sekitar 9-25
tahun
Letusan Tahun 1586
Letusan Gunung Kelud paling besar yang tercatat dalam sejarah terjadi
pada tahun 1586. Letusan ini menelan sekitar 1000 korban jiwa. Pada masa
itu jumlah penduduk masih sedikit. Bisa di bayangkan betapa dahsyatnya
letusan yang terjadi hingga menimbulkan begitu banyak korban jiwa.
Berdasar catatan bencana gunung meletus di Indonesia, jumlah korban jiwa
akibat letusan Gunung Kelud pada 1586 itu merupakan rekor jumlah korban
jiwa terbesar ketiga, setelah letusan Gunung Tambora di Sumbawa pada 10
hingga 12 April 1815, dan Krakatau di Selat Sunda pada 26 hingga 28
Agustus 1883.
Menurut buku Data Dasar Gunung Api di Indonesia. Letusan pada saat itu
diperkirakan memiliki kekuatan Volcanic Explosivity Index (VEI): 5. Ini
setara dengan letusan Gunung Pinnatubo di Filipina pada tahun 1991.
Letusan Tahun 1919
Letusan yang terjadi pada tengah malam tanggal 20 Mei 1919 ini merupakan
yang terbesar kedua setelah tahun 1586 . Sekitar 5160 orang menjadi
korban jiwa akibat letusan gunung ini.
Letusan yang terjadi pada tengah malam ini disebut terbesar dalam abad
20. Letusan ini sangat keras sehingga dentumannya terdengar sampai
Kalimantan. Hujan batu cukup lebat dan sebagian atap rumah hancur, dan
hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan mengalami kehancuran
akibat letusan ini.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan
pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara
keseluruhan dibangun tujuh terowongan
Letusan Tahun 2007
Pada tahun 2007, Gunung Kelud kembali menggeliat. Pada saat itu,
terdapat beberapa aktifitas kegempaan dan suhu air danau meningkat.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud
dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti
dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5
November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m. Para
ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga
letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk
mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Setelah peristiwa itulah danau kawah di gunung kelud ini menghilang,
digantikan oleh terbentuknya kubah lava di puncak Gunung Kelud.
Letusan Tahun 2014
Meletusnya Gunung Kelud pada tanggal 13 Februari ini membuat hujan abu
yang cukup dahsyat. Hujan abu vulkanik ini terjadi sampai Bandung dan
Mataram.
Material vulkanik Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 kilometer,
sehingga debu terbawa sampai ke beberapa daerah. Menurut BMKG, debu pada
lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur Laut, pada lapisan 5.000
meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat.
Di sekitar wilayah Kediri, Batu, dan Blitar, ketebalan pasir yang
terjadi mencapai 10-30 cm. Ketebalan ini membuat jalan-jalan dan
bangunan di kota-kota tersebut berwarna kelabu karena terselimuti debu.
Nah, itulah 6 Fakta Menarik letusan Gunung Kelud semoga menambah wawasan anda.